KPC Raih Dua Penghargaan Subroto Award 2019

PT Kaltim Prima Coal (KPC) kembali meraih penghargaan Subroto Award 2019, setelah pada tahun lalu meraih penghargaan yang sama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kali ini meraih dua penghargaan sekaligus, yakni dalam bidang perlindungan lingkungan dan kepatuhan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bidang mineral dan batubara.

Dua pengharhaan ini diterima KPC pada Malam Penganugerahaan Penghargaan Subroto tahun 2019. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan diterima oleh Chief Operating Officer (COO) KPC Muhammad Rudy, di XXI Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (27/9).

General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD) KPC Wawan Setiawan menyampaikan ucapan terima kasih atas terpilihnya KPC sebagai salah satu perusahaan peraih Subroto Award tahun 2019.

Penghargaan yang diterima itu menurut Wawan merupakan bukti bahwa KPC memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian lingkungan dan selalu patuh membayar kewajiban keuangan kepada negara. “Terima kasih kepada Menteri ESDM atas pengakuan ini. Penghargaan ini menunjukan bahwa kita masih punya komitmen tinggi terhadap kelestarian lingkungan dan selalu patuh membayar royalty kepada negara,” kata Wawan.

Penghargaan Subroto digelar dalam rangka menyambut Hari Pertambangan dan Energi ke 74, tahun 2019. Selain itu sebagai bentuk penghormatan terhadap Profesor Subroto, Menteri ESDM tahun 1978-1988. Profesor Subroto dianggarap sebagai guru dan peletak dasar pengembangan energi dan mineral di Indonesia.

Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam sambutanya mengungkapkan bahwa acara penghargaan ini hendaknya direfleksikan untuk terus menyesuaikan semangat kerja yang lebih cepat dalam memahami perubahan dunia. Ia pun berbagi kisah bagaimana Pemerintah tengah siap menghadapi tantangan global dalam mengatasi perubahan iklim (climate change) melalui Energi Baru Terbarukan (EBT). “Saat saya menghadiri UN General Assembly, para pemimpin dunia komit untuk mengembangkan EBT termasuk Indonesia. Karena energi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim,” kata Jonan seperti dikutip dari website resmi Kementerian ESDM.

Ia pun mengajak para stakeholder untuk mengeksekusi segera pemanfaatan EBT jika tidak ingin dampak dari climate change menimbulkan efek negatif bagi kehidupan masyarakat.

Prof. Subroto sendiri yang namanya diambil sebagai nama penghargaan ini hadir pada malam penganugerahan Penghargaan tersebut. “Kita harus mengingat apa yang telah diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, tentang leadership, yaitu ‘ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani’. Bagi yang sudah 80-90 tahun, peranan dari leadership berubah menjadi seorang yang menanam semangat di tengah-tengah kita. Hanya dengan kehadiran saja itu sudah memberikan inspirasi. Jadi yang penting, ketika sudah masuk usia lansia, masih bisa aktif,” kata Prof Broto yang tepat berusia 96 tahun pada 19 September lalu.(*)